Didirikan pada tahun 2009 atas dasar UU No. 2 Tahun 2009, Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor (LPEI) memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia dengan mendorong kinerja ekspor nasional. Lembaga ini diamanatkan oleh Undang-Undang untuk memfasilitasi eksportir dengan berbagai layanan untuk membantu memperluas bisnis mereka, yaitu pembiayaan, jaminan, dan asuransi.
Sebagai bagian dari strategi bisnis lembaga untuk melaksanakan mandat, LPEI berfokus pada penyaluran pembiayaan ke beberapa sektor:
Untuk bisnis asing yang ingin mengembangkan bisnisnya di Indonesia, LPEI menyediakan pembiayaan luar negeri dengan membina transaksi lintas batas dalam bentuk kredit pembeli, pembiayaan investasi luar negeri, dan pembiayaan proyek luar negeri. Melalui fasilitas ini, Indonesia Eximbank bertujuan untuk memperluas jangkauan produk dan / atau layanan yang disediakan oleh bisnis Indonesia di pasar global, memungkinkan eksportir untuk memperluas bisnis mereka di luar negeri.
LPEI juga menyediakan layanan bimbingan dan konsultasi untuk UKM, termasuk UKM pendukung ekspor, dalam rangka meningkatkan kemampuan teknis dan kapasitas produksi untuk eksportir langsung dan tidak langsung. Program Pelatihan Indonesia Eximbank untuk Eksportir Baru (CPNE), misalnya, adalah serangkaian program pelatihan eksklusif yang diberikan kepada UKM yang ingin memulai operasi ekspor. Selama satu tahun, peserta dilatih dan dilengkapi dengan pengetahuan tentang sektor ekspor, berpusat di sekitar dan disesuaikan dengan aspek pemasaran dari produk masing-masing. CPNE memungkinkan UKM untuk meningkatkan kualitas produk mereka sehingga nilai dan daya jual mereka di pasar global dapat meningkat.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 2/2009, struktur sumber daya dana LPEI terdiri dari penerbitan sekuritas pinjaman lembaga dan serangkaian Investasi Modal Negara (PMN) berkala dan berkesinambungan yang disediakan oleh pemerintah Indonesia. Fasilitas-fasilitas ini memungkinkan lembaga untuk memperkuat dan mempertahankan struktur pembiayaannya, yang dapat membuka lebih banyak pintu dan peluang bagi Indonesia Eximbank untuk menawarkan suku bunga kompetitif kepada eksportir dengan menyediakan pembiayaan, jaminan, dan asuransi kepada mereka.
Satu tugas penting yang diamanatkan untuk Indonesia Eximbank adalah program penugasan khusus yang ditugaskan pemerintah yang dikenal sebagai National Interest Account (NIA). Peraturan Menteri Keuangan Indonesia No. 134 / PMK.08 / 2015 tentang Penugasan Khusus untuk LPEI bertindak sebagai dasar hukum untuk program, yang mulai beroperasi pada tahun 2015. NIA adalah penugasan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia ke Indonesia Eximbank untuk menyediakan pembiayaan ekspor untuk transaksi dan / atau proyek yang tidak layak untuk bank komersial, tetapi dianggap prospektif oleh pemerintah untuk mendorong ekspor nasional. Pembiayaan melalui program NIA terbatas pada sektor ekonomi, komoditas, negara tujuan ekspor, kriteria agen ekspor, dan pembiayaan ekspor. Untuk dapat memenuhi syarat untuk pembiayaan NIA, transaksi dan proyek yang dimaksud harus dianggap mampu meningkatkan daya saing dan nilai produk Indonesia, mendukung pertumbuhan industri dalam negeri, dan memiliki potensi untuk perbaikan dan pengembangan ekspor jangka panjang.
Penugasan khusus mencerminkan visi LPEI - "untuk menjadi LPEI yang terkemuka dan kredibel dalam tujuannya untuk meningkatkan ekspor nasional dalam skala global." Melaksanakan dan berhasil dalam penugasan khusus ini akan memungkinkan LPEI untuk menciptakan lingkungan bisnis yang berkelanjutan dan kondusif untuk mengakomodasi pertumbuhan ekspor nasional yang berkelanjutan, menyediakan pembiayaan ekspor nasional yang berkualitas dan layanan konsultasi untuk kenyamanan eksportir, dan untuk memungkinkan bisnis, termasuk usaha kecil dan menengah perusahaan, untuk menghasilkan produk-produk berorientasi ekspor yang unggul dan kompetitif.
Dengan dukungan luar biasa dari pemerintah Indonesia, lebih banyak pengusaha domestik sekarang dapat mengembangkan bisnis mereka dan bersaing di pasar global - sebuah perkembangan yang menarik di masa depan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Indonesia Eximbank berupaya berkontribusi terhadap perubahan dinamis ini dengan membantu dan memfasilitasi eksportir dengan layanan yang mereka butuhkan, sehingga, pada akhirnya, kesejahteraan warga negara Indonesia dapat dipastikan dan dipertahankan.
Dalam rangka menjalankan mandat untuk mendukung Pembiayaan Ekspor Nasional, Indonesia Eximbank sepanjang tahun 2017 telah melakukan berbagai upaya antara lain meningkatkan pendanaan melalui penerbitan obligasi dan pinjaman, memperluas basis eksportir dengan menghasilkan 6 eksportir baru, meningkatkan kualitas layanan dan menjalankan Penugasan Khusus dari Pemerintah.Stabilitas makro ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2017 turut berdampak pada industri jasa keuangan. Di industri perbankan sebagai salah satu bagian dari industri jasa keuangan, berdasar data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara umum kondisi perbankan masih terjaga dengan risiko kredit yang manageable, risiko likuiditas yang terjaga, profitabilitas yang stabil dan permodalan yang solid.
Kredit perbankan di tahun 2017 mencapai Rp4.782 triliun atau tumbuh 8,35% dari tahun 2016. Pertumbuhan pembiayaan ini terutama ditopang dari pembiayaan modal kerja dan pembiayaan konsumsi. Pertumbuhan pembiayaan itu diiringi dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPL) yang terkendali sebesar 2,59%.Sementara pembiayaan ekspor Indonesia Eximbank sebesar Rp101,01 triliun atau meningkat 14,1% dibanding tahun 2016 sebesar Rp88,53 triliun. Adapun penyaluran pembiayaan Indonesia Eximbank tahun 2017, sebagian besar disalurkan ke sektor Perindustrian (51,6%); Pertanian, Peruburuan dan Sarana Pertanian (13,6%), dan Konstruksi (7,8%).
Besarnya porsi pembiayaan kepada sektor Perindustrian sejalan dengan pemerintah Indonesia yang terus berupaya meningkatkan nilai tambah melalui penguatan aktivitas sektor perindustrian. Sektor perindustrian konsisten dapat memberikan efek berantai yang luas bagi perekonomian nasional, antara lain meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, menyerap banyak tenaga kerja, menghasilkan devisa dari ekspor, dan kontributor pajak dan cukai tertinggi. Sejalan dengan pertumbuhan kredit, rasio kecukupan permodalan industri perbankan juga cukup kuat yaitu sebesar 23,36%. Indonesia Eximbank memiliki rasio kecukupan modal sebesar 17,99% di tahun 2017, naik dibanding tahun 2016 sebesar 16,72%. Dari sisi rentabilitas perbankan masih cukup menguntungkan, dengan Return on Asset (ROA) sebesar 2,48% di tahun 2017, atau membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu 2,31%. Namun demikian ada penurunan pada Net Interest Margin (NIM) menjadi sebesar 5,31% di tahun 2017 dari tahun 2016 yang sebesar 5,35%.
Pada tahun 2017, Indonesia Eximbank memiliki ROA sebesar 1,17% dan NIM sebesar 2,25%.Di pasar penjaminan berdasar data Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo), sektor industri penjaminan mengalami pertumbuhan di kisaran 30% dalam beberapa tahun terakhir. Sementara berdasar data OJK, jumlah outstanding kredit yang dijamin sebesar Rp178,86 triliun di tahun 2017, meningkat 33,6% dibanding tahun 2016 yang sebesar Rp133,52 triliun. Pada tahun 2017, total Penjaminan Ekspor Indonesia Eximbank sebesar Rp10.55 triliun meningkat 30% dibanding tahun 2016 sebesar Rp8.125,56 miliar.
Lembaga telah menjalankan instruksi Menteri Keuangan yang tertera dalam KMK No. 374/KMK.08/2017 tanggal 12 Mei 2017 tentang Penugasan Khusus kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk Menyediakan Pembiayaan Ekspor Gerbong Penumpang Kereta Api ke Bangladesh dengan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp350 miliar dari alokasi dana sebesar Rp1 triliun. Jangka waktu penugasan khusus itu sampai dengan 31 Desember 2018. Sementara untuk 2 penugasan khusus lainnya yaitu menyediakan pembiayaan ekspor pesawat udara dan mendorong ekspor ke negara kawasan Afrika, Lembaga telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Akhir kata, Kami sangat berterimakasih kepada Kementerian Keuangan selaku Pemegang Saham yang telah membimbing kami dalam melakukan proses bisnis. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dewan Direktur atas arahan dan pengawasan sepanjang tahun 2017.
Sebagai lembaga yang didirikan secara khusus melalui UU LPEI, Indonesia Eximbank memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia, mendorong kinerja ekspor nasional, meningkatkan daya saing pelaku usaha ekspor sebagaimana yang diamanatkan. Strategi bisnis dalam merealisasikan mandat tersebut, Indonesia eximbank berupaya menyalurkan pembiayaan pada: 1) sektor komoditi unggulan pemerintah seperti CPO dan batubara, 2) sektor-sektor penunjang ekspor antara lain sektor infrastruktur seperti jasa konstruksi dan power plant di kawasan industri serta 3) supplier-supplier penunjang kegiatan ekspor, penyedia bahan baku/ barang produksi ekspor dengan mayoritas sementasi ukm. Hal ini diharapkan dalam kurun waktu tertentu dapat meningkatkan daya saing pelaku usaha Indonesia di pasar global.
Selain memberikan pembiayaan di dalam negeri, Indonesia Exibank memberikan pembiayaan di luar negeri yaitu dengan cara meningkatkan cross border transaction dalam bentuk overseas financing yaitu buyer’s credit, overseas investment financing dan overseas project financing. Perkembangan overseas financing hingga akhir semester I/2015, LPEI telah membiayai 1 proyek baru. Hal ini bertujuan untuk memperluas jangkauan produk barang dan/atau jasa Indonesia di pasar internasional dan membantu eksporter untuk melakukan ekspansi usahanya ke luar negeri.
Selain itu, perkembangan penjaminan dan asuransi Indonesia Eximbank dari tahun ke tahunnya mengalami pertumbuhan.
Dalama rangka meningkatkan nilai tambah dan daya saing, Indonesia Eximbank juga menyediakan bimbingan dan Program Jasa Konsultasi bagi UKM, termasuk UKM penunjang ekspor guna meningkatkan kemampuan teknis dan kapasitas produksinya baik untuk ekspor langsung maupun pendukung ekspor. Salah satu bentuk Program Jasa Konsultasi yang dimiliki oleh Indonesia Eximbank yaitu Coaching Program for New Exporter (CPNE) merupakan rangkaian program pelatihan khusus yang terdiri dari aspek produk hingga aspek pemasaran yang diberikan kepada pelaku UKM selama durasi satu tahun. Manfaat CPNE bagi para pelaku UKM antara lain agar dapat meningkatkan dan memiliki kualitas produk sehingga memberikan nilai tambah dan daya jual dipasar global yang pada akhirnya diharapkan dapat melakukan ekspor perdana.
Sebagaimana diatur dalam dalam UU LPEI, komposisi struktur sumber dana Indonesia Eximbank terdiri dari penerbitan surat berharga pinjaman dan Penyertaan Modal Negara (PMN). Dukungan Pemerintah kepada Indonesia Eximbank melalui PMN yang diberikan secara berkala dan berkelanjutan membantu memperkuat struktur pendanaan Indonesia Eximbank sehinggamembuka peluang bagi Indonesia Eximbank dalam menawarkan tingkat suku bunga yang kompetitif kepada eksporter melalui penyediaan pembiayaan, penjaminan dan asuransi.
Salah satu tugas penting yang diamanatkan Pemerintah kepada Indonesia Eximbank terkait dengan fungsi fiskal yaitu berupa program Penugasan Khusus Ekspor atau disebut National Interest Account (NIA). Melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.08/2015 tentang Penugasan Khusus kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia yang diterbitkan pada tanggal 14 Juli 2015, Indonesia Eximbank mendapatkan landasan hukum dalam pelaksanaan NIA. NIA merupakan penugasan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Indonesia Eximbank untuk menyediakan pembiayaan ekspor atas transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, tetapi dianggap perlu oleh Pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program ekspor. Penugasan Khusus ini diberikan secara selektif dan terbatas pada a) sektor ekonomi, b) komoditas, c) negara tujuan ekspor, d) kriteria pelaku ekspor dan e) bentuk pembiayaan ekspor. Adapun transaksi/proyek yang dapat diajukan menggunakan Program NIA memiliki kriteria sebagai berikut: a) meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk Indonesia, b) mendukung pertumbuhan industri dalam negeri, dan c) memiliki potensi peningkatan dan pengembangan ekspor jangka panjang.
Penugasan Pemerintah tercermin pada visi Indonesia Eximbank yaitu “Menjadi Eximbank yang unggul dan kredibel dalam mendorong ekspor nasional yang berdaya saing tinggi pada tataran global”. Visi tersebut akan diupayakan melalui pencapaian misi untuk (i) mendorong kesinambungan iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan ekspor nasional yang berkelanjutan, (ii) memberikan layanan pembiayaan ekspor nasional dan jasa konsultansi yang berkualitas sebagai solusi terhadap kebutuhan ekspor Indonesia, dan (iii) meningkatkan kemampuan pelaku usaha, termasuk usaha kecil dan menengah, untuk menghasilkan produk berorientasi ekspor yang unggul dan berdayasaing.
Dengan besarnya dukungan dari pemerintah terhadap eksportir, ke depannya peluang peningkatan penetrasi pasar Indonesia ke luar negeri semakin terbuka, sehingga semakin banyak pengusaha domestik yang memiliki kapabilitas untuk go international.
Tahun 2014 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi ekonomi Indonesia. Pemulihan ekonomi global yang berjalan lambat dan tidak merata berdampak bagi ekonomi nasional. Ekonomi Amerika Serikat (AS) terlihat semakin solid, sebaliknya ekonomi kawasan Eropa dan Jepang masih relatif lemah. Pada kelompok negara berkembang, ekonomi mengalami perlambatan terutama Tiongkok dan Rusia. Melambatnya ekonomi Tiongkok berimplikasi pada negara-negara berkembang di Asia. Di Rusia, depresiasi Rubel telah mempengaruhi pelemahan di sektor ekonomi Rusia lainnya. Namun demikian, perekonomian India menunjukkan perbaikan seiring meningkatnya aktivitas konsumsi dan pelaksanaan agenda reformasi oleh pemerintahan baru.
Tren penurunan harga komoditas global berlanjut sepanjang tahun 2014. Menurunnya harga minyak dunia didorong oleh tingginya pasokan minyak dari negara non-OPEC, khususnya Amerika Serikat serta melambatnya permintaan minyak di Negara berkembang. Penurunan harga minyak ini pada gilirannya mendorong penurunan harga komoditas nonmigas, termasuk komoditas unggulan ekspor Indonesia, seperti CPO dan karet.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 tercatat sebesar 5,01% melambat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 5,78%. Sektor konsumsi, khususnya konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi kendati pertumbuhannya tidak setinggi tahun sebelumnya. Sementara itu, investasi masih terbatas, dipengaruhi oleh pelemahan ekspor dan perlambatan konsumsi rumah tangga.
Sejalan dengan perlambatan ekonomi, kredit perbankan tumbuh pada level 11,58% (yoy) di Desember 2014, angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 21,60%. Pertumbuhan kredit ekspor perbankan menurun signifikan dari 30,79% menjadi -2,41% di tahun 2014.
Dinamika perkembangan ekonomi global mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Neraca perdagangan tahun 2014 tercatat defisit USD1,89 miliar, disebabkan oleh defisit neraca migas sebesar USD13,12 miliar, sementara itu neraca nonmigas masih surplus sebesar USD11,24 miliar. Defisit neraca perdagangan tersebut tidak sebesar tahun sebelumnya, yaitu USD4,08 miliar.
Mata uang Rupiah terdepresiasi terhadap Dollar AS di tahun 2014 sebagaimana juga terjadi pada hamper seluruh mata uang lainnya di dunia. Mata uang Rupiah tercatat sebesar Rp12.385 per Dollar AS di akhir tahun 2014, mengalami pelemahan sebesar 1,74% (yoy). Kuatnya apresiasi USD terhadap hampir seluruh mata uang dunia sejalan dengan perbaikan ekonomi AS dan rencana kenaikan tingkat suku bunga Fed.
Peluang, Tantangan dan Strategi 2015
Situasi ekonomi global ke depan yang diprediksi melambat merupakan salah satu tantangan yang harus dicermati dan diwaspadai. International Monetary Fund (IMF) merevisi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2015 dari 3,85% menjadi 3,50%. Revisi proyeksi tersebut karena belum pulihnya ekonomi Kawasan Eropa dan Jepang, serta melambatnya ekonomi Tiongkok.
Namun demikian, Dewan Direktur tetap optimis atas kinerja Indonesia Eximbank ke depan. Peluang datang dari semakin solidnya ekonomi Amerika Serikat dan India, serta sejumlah negara ASEAN yang merupakan negara tujuan ekspor Indonesia. Selain itu, sejalan dengan strategi perluasan akses ke pasar nontradisional, permintaan dari negara emerging seperti di kawasan Afrika, masih tetap kuat dan berpotensi akan meningkat.
Memasuki tahun 2015, Indonesia Eximbank memulai suatu lembaran baru dalam periode Rencana Jangka Panjang (RJP) tahap II. Sasaran utama yang ingin dicapai adalah mendukung peningkatan daya saing ekspor nasional. Visi Indonesia Eximbank ke depan adalah menjadi Eximbank yang unggul dan kredibel dalam mendorong ekspor nasional yang berdaya saing tinggi pada tataran global, akan diwujudkan melalui misi untuk: (1) mendorong kesinambungan iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan ekspor nasional yang berkelanjutan; (2) memberikan layanan Pembiayaan Ekspor Nasional dan Jasa Konsultasi yang berkualitas sebagai solusi terhadap kebutuhan ekspor Indonesia; dan (3) meningkatkan kemampuan pelaku usaha, termasuk usaha kecil dan menengah, untuk menghasilkan produk berorientasi ekspor yang unggul dan berdaya saing.
Guna mewujudkan visi dan misi Indonesia Eximbank, strategi yang akan dilakukan pada tahun 2015, antara lain meningkatkan porsi Pembiayaan, Penjaminan dan Asuransi pada sektor-sektor yang mendukung peningkatan daya saing, seperti: sektor infrastruktur, energi dan transportasi. Penyediaan tingkat suku bunga yang kompetitif juga akan terus dilakukan oleh Indonesia Eximbank dalam peningkatan daya saing ekspor Indonesia. Peningkatan pembiayaan kepada segmentasi UKM juga diupayakan untuk meningkatkan peran UKM dalam perdagangan internasional. Indonesia Eximbank juga berupaya meningkatkan cross border transaction dalam bentuk overseas financing melalui buyer’s credit, overseas investment financing dan overseas project financing.
Selain melalui kegiatan Pembiayaan, Penjaminan dan Asuransi, dukungan terhadap segmen UKM juga akan ditingkatkan melalui penyediaan bimbingan dan jasa konsultasi bagi UKM termasuk UKM penunjang ekspor guna meningkatkan kemampuan teknis dan kapasitas produksinya baik untuk ekspor langsung maupun pendukung ekspor.
Apresiasi
Apresiasi kami sampaikan kepada Kementerian Keuangan RI, Kementerian Perdagangan RI, mitra koresponden, kreditur, nasabah dan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan kepada Indonesia Eximbank. Apresiasi juga kami sampaikan kepada segenap jajaran Dewan Direktur, Direktur Pelaksana, dan seluruh pegawai Indonesia Eximbank atas komitmen dan dedikasi yang telah dilakukan selama tahun 2014. Semoga kerja sama yang baik dapat dilanjutkan pada tahun 2015 dengan tetap berpegang pada GCG dan nilai-nilai budaya lembaga TRUST (Trustworthy, Reliable, Unique, Service Excellence dan Teamwork).
Indonesia Eximbank berhasil mencatat total aset Rp46.473,15 miliar, meningkat 39,42% (yoy) dari tahun sebelumnya. Total Pembiayaan yang diberikan mencapai Rp40.491,63 miliar atau meningkat 49,67% (yoy). Pertumbuhan ini merupakan prestasi yang membanggakan jika dibandingkan dengan pertumbuhan Pembiayaan tahun sebelumnya yang sebesar 31,71% (yoy) dan rata-rata pertumbuhan selama 2009-2013 sebesar 35,68%.
Melewati tahun 2013, Indonesia Eximbank berhasil mencatat Total Aset Rp46.473,15 miliar atau meningkat 39,42% dari tahun sebelumnya. Sejalan dengan itu, Pembiayaan yang diberikan mencapai Rp40.491,63 miliar atau meningkat 49,67% (yoy). Pertumbuhan ini merupakan prestasi yang membanggakan jika dibandingkan dengan pertumbuhan Pembiayaan tahun sebelumnya yang sebesar 31,71% (yoy) dan rata-rata pertumbuhan selama 2009-2013 sebesar 35,68%.
Indikator dan rasio keuangan menunjukkan Indonesia Eximbank dalam kondisi yang sehat. Pengelolaan aset yang baik tercermin dari peningkatan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA berada di level 2,49%, meningkat dari posisi tahun sebelumnya, yaitu 2,34%, sementara ROE 10,60%, meningkat dari posisi tahun sebelumnya 8,26%. Pertumbuhan Pembiayaan diikuti dengan pengelolaan kualitas Pembiayaan yang baik, tercermin dari NPL gross dan NPL netto yang rendah, yaitu 3,26% dan 1,09%.
Penjaminan dan Asuransi juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Nilai Penjaminan tumbuh 85,09% menjadi Rp2.033,20 miliar dari posisi tahun sebelumnya Rp1.098,46 miliar. Sementara itu, nilai pertanggungan Asuransi tumbuh 75,19% menjadi Rp261,52 miliar dari realisasi tahun sebelumnya, yaitu Rp149,28 miliar. Untuk mendukung kebutuhan eksportir, Indonesia Eximbank berkomitmen untuk menyediakan dan meningkatkan kinerja produk Penjaminan dan Asuransi dengan menggali potensi-potensi proyek yang berhubungan dengan aktivitas ekspor. Kami juga berkomitmen untuk terus berupaya mendorong UKM dalam meningkatkan kapasitasnya melalui program capacity building baik dalam bentuk pendampingan maupun pemberian Jasa Konsultasi. Selama tahun 2013, kegiatan pendampingan dan jasa konsultasi tersebut menghasilkan UKM rintisan yang menjadi debitur baru (baik atas inisiasi sendiri maupun bekerja sama dengan lembaga, kementerian dan pemerintahan daerah), dengan total nilai pengajuan sebesar Rp31,50 miliar.
Situasi Ekonomi 2013
Pada tahun 2013, Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,78% atau melambat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 6,26% (sumber: Badan Pusat Statistik-BPS). Indonesia menghadapi sejumlah tantangan sepanjang tahun 2013, antara lain: melambatnya pertumbuhan konsumsi domestik paska pengurangan subsidi bahan bakar minyak hingga melemahnya nilai Rupiah yang didorong oleh ketidakpastian pasar keuangan global dipicu belum pulihnya perekonomian Eropa dan pengurangan stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS). Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 masih ditopang oleh konsumsi domestik, dengan porsi 54,81%, porsi terbesar kedua, yaitu investasi memiliki porsi 26,78% atau dengan nilai kumulatif mencapai Rp398,6 triliun. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia masih mengalami tekanan, total net ekspor Indonesia selama tahun 2013 defisit USD4.077 juta, lebih besar dari defisit tahun sebelumnya, yaitu USD1.659 juta. (sumber: Badan Pusat Statistik-BPS).
Pemangkasan peringkat utang pemerintah Republik Indonesia oleh Standard & Poor’s (S&P) dari positive outlook (‘BBB-’) menjadi stable outlook (‘BB+’) pada bulan Mei 2013 menjadi tantangan bagi Indonesia untuk bersaing dengan negara lain di kawasan ASEAN. Selama tahun 2013, kami berupaya mendorong ekspor produk-produk bernilai tambah, tercermin dari porsi pembiayaan kepada sektor perindustrian yang mencapai 41,64%. Porsi pembiayaan investasi yang bersifat jangka panjang juga kami tingkatkan dari 39,39% (2012) menjadi 46,29% pada tahun 2013 untuk mendorong pelaku usaha melakukan peremajaan mesin produksi dan pada akhirnya mendorong nilai tambah produk. Pembiayaan investasi tersebut juga disalurkan untuk infrastruktur penunjang ekspor, baik bekerja sama dengan BUMN maupun non- BUMN. Selain itu, Indonesia Eximbank juga meningkatkan pemberian fasilitas Pembiayaan dengan skema buyer’s credit dan overseas financing.
Kami optimis memandang pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 6,0% (sumber:APBN 2014) atau lebih baik dari tahun 2013. Kendati konsumsi masih akan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi, namun ekspor juga diproyeksikan akan membaik dan mengurangi defisit neraca perdagangan. Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan oleh International Monetary Fund (IMF) dapat mencapai 3,7% atau lebih baik dibandingkan tahun 2013 (3,0%).
Membaiknya perekonomian mitra dagang Indonesia, seperti Amerika Serikat (AS) dan kawasan Eropa diharapkan akan mendorong ekspor Indonesia ke negara/kawasan tersebut. Pertumbuhan kredit perbankan diproyeksikan melambat pada tahun 2014, berada pada kisaran 17-18%, lebih rendah dibandingkan realisasi tahun 2013, yaitu tumbuh 21,80% (yoy). Indonesia Eximbank sendiri optimis akan mencapai pertumbuhan yang menantang dan sehat pada level 20%.
Di sektor pertambangan, UU 4/2009 yang berimplikasi pada penetapan Peraturan Menteri ESDM No. 1 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral Di Dalam Negeri dan Peraturan Menteri Keuangan No. 6 Tahun 2014 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar diproyeksikan akan menyebabkan defisit neraca perdagangan Indonesia pada jangka pendek. Namun kami memandang kebijakan ini menjadi peluang yang dapat diisi oleh Indonesia Eximbank untuk mendukung peningkatan nilai tambah komoditi Indonesia, melalui pemberian Pembiayaan, Penjaminan, dan Asuransi. Pengolahan mineral dan hasil tambang di dalam negeri diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah ekspor komoditi mineral dan tambang dan meningkatkan perekonomian masyarakat di kawasan tambang.
Strategi 2014
Di tahun 2014, Indonesia Eximbank masih melanjutkan strategi untuk mencapai sasaran yang tertuang pada Rencana Jangka Panjang (RJP) I tahun 2010-2014. Dalam upaya meningkatkan ekspor dan keunggulan kompetitif produk nasional terutama sektor prioritas pemerintah, Indonesia Eximbank akan berupaya melalui strategi: peningkatan pembiayaan investasi yang sifatnya jangka panjang untuk mendorong pelaku usaha melakukan peremajaan mesin untuk meningkatkan nilai tambah komoditi ekspor; peningkatan pembiayaan investasi kepada infrastruktur pendukung ekspor; peningkatan pembiayaan segmen UKM; peningkatan kegiatan cross border transaction; peningkatan pemasaran secara terintegrasi (cross selling) produk Pembiayaan, Penjaminan dan Asuransi; dan peningkatan pendampingan terhadap calon eksportir melalui kegiatan Jasa Konsultasi.